;
Home » , , , , » 500 Perwakilan Ikuti Forum Ekonomi Dunia

500 Perwakilan Ikuti Forum Ekonomi Dunia

Sekitar 500 pemimpin dari kalangan pemerintah, pengusaha, media, dan pemuka masyarakat akan hadir dalam World Economic Forum (Forum Ekonomi Dunia), yang akan berlangsung mulai Minggu (12/6/2011) hingga Senin (13/6/2011) di Jakarta.


Mereka bertemu di bawah tema "Menanggapi Globalisme Baru" untuk mengkaji bagaimana peristiwa-peristiwa terbaru di Jepang, Timur Tengah, dan Afrika Utara berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Asia.

Pertumbuhan ekonomi kawasan Asia diperkirakan akan tumbuh sebesar 8,4 persen untuk tahun 2011, dengan Indonesia pada tingkat 6,1 persen. Dan itu berarti Asia masih menjadi perhatian utama dunia mengingat kawasan Eropa dan Amerika Serikat yang masih belum sepenuhnya pulih dari dampak-dampak krisis keuangan global.

Pada sisi lain rencana integrasi ekonomi ASEAN pada 2015 akan menempatkan blok negara Asia Tenggara tersebut sebagai kekuatan ekonomi terbesar ke-10 di dunia dengan pasar yang mencapai 600 juta jiwa.

Bagaimanapun pertumbuhan ekonomi Asia, termasuk ASEAN, yang pesat itu tidak sepenuhnya terlepas dari ancaman, baik berupa tingkat pengangguran yang tinggi, tekanan inflasi, maupun ancaman ketahanan pangan, serta kerusakan lingkungan.

Gempa dan tsunami di Jepang yang dampaknya terasa pada perekonomian Jepang agaknya juga membawa getaran yang menjadi ujian bagi ketahanan Asia.

Masalah-masalah itulah yang menjadi pembahasan para pemimpin Asia Timur yang berkumpul di Jakarta dalam Forum Ekonomi Dunia.

Pertumbuhan pesat ekonomi di kawasan Asia Pasifik di tengah-tengah kelesuan di Amerika Serikat dan Eropa telah menyebabkan pergeseran dalam kekuatan ekonomi global dalam waktu dua atau tiga tahun terakhir.

Dipimpin oleh China dan India, kekuatan ekonomi baru Asia Pasifik berhasil menarik dunia keluar dari krisis keuangan dan menempatkannya kembali ke jalur pertumbuhan. Dan kesinambungan pertumbuhan di kawasan ini menjadi kunci dari perkembangan ekonomi global.

Para pengamat memperkirakan, jika terjadi kelesuan ekonomi di negara-negara ekonomi baru—khususnya Asia Pasifik—akan memberi dampak berantai yang besar. "Ukurannya yang berkembang dan juga pentingnya ekonomi China telah meningkatkan kerentanan dari negara-negara Asia Pasifik atas perlambanan ekonomi China," seperti dijelaskan Rajiv Biswas dari lembaga riset ekonomi, IHS Global Insight. (Budi Prasetyo)


--

Artikel Menarik Lainnya: