;
Home » , , » Anak Presiden "Melawan" Wapres

Anak Presiden "Melawan" Wapres

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh memang tengah dirawat di Arab Saudi, namun kekuatannya masih mencengkeram Yaman, melalui putranya Ahmed Ali Saleh.

Meskipun saat ini tampuk pimpinan berada di tangan wakil presiden Abeb Rabbo Mansour Hadi, Ahmed Ali Saleh berkuasa atas militer Yaman. Dengan memerintahkan tentara menguasai jalan-jalan di ibukota Sanaa, Ahmed berusaha mempertahankan kekuasaan ayahnya melawan tekanan dari dalam dan luar negeri.

Ahmed tidak sendiri. Dia dibantu beberapa sepupunya yang juga memimpin unit-unit militer utama Yaman. Adu kekuatan antara tentara Saleh muda dengan pasukan pemberontak diperkirakan bakal menyebabkan konflik kekerasan baru. Ini juga yang menjadi kendala upaya negosiasi untuk mengakhiri konflik selama presiden berada di luar negeri.

Berusia 42 tahun, Ahmed bekerja dari istana kepresidenan dan kantor kerja ayahnya di kompleks militer di Sanaa. Hal ini memaksa Wapres Hadi bekerja dari rumah atau kantornya di Kementerian Pertahanan.

Ahmed memimpin dua unit pasukan paling kuat di Yaman, yakni Pasukan Khusus dan Garda Republik. Sementara tiga sepupunya, Tareq, Yahia, dan Amar mengepalai beberapa unit militer kunci lain. Sementara saudara tiri Saleh memimpin angkatan udara.

Ahmed dan sepupu-sepupunya mengabaikan tekanan dari wakil presiden untuk menarik pasukan mereka dari jalan-jalan di Sanaa sebagai bagian dari gencatan senjata dengan kelompok oposisi. Bahkan sejak kesepakatan "perdamaian" pekan lalu, Ahmed mengerahkan lebih banyak tank dan tentara ke distrik Hasaba, dekat kediaman pemimpin suku, Sheik Sadeq al-Ahmar.

"Putra presiden mengikuti kebijakan eskalasi, seolah ingin menegaskan dialah pewaris sah ayahnya," kata seorang pejabat tinggi militer. Dia menolak identitasnya disebut karena khawatir akan pembalasan dendam dari kroni presiden.

Banyak yang harus dipertaruhkan oleh keluarga dekat Saleh bila presiden itu kehilangan kekuasaan. Saleh telah menaikkan sejumlah kerabatnya pada jabatan-jabatan penting dan strategis negara itu. Bisa dipastikan mereka bakal kehilangan posisi jika pihak oposisi yang berkuasa.

Ahmed juga menghalangi upaya dialog antara partai berkuasa dengan pihak oposisi. Dalam sebuah pertemuan partai, Wapres Hadi "bersuara keras dan menyatakan tidak akan membiarkan seorang pun menghalangi upaya penarikan tentara dan menenangkan situasi keamanan", kata seseorang yang menghadiri pertemuan itu.

Namun Ahmed bergeming dan tidak menarik pasukannya dari Hasaba, pusat pertempuran di Sanaa, sebulan terakhir ini. Beberapa unit memang ditarik, namun unit lain pindah dan mendirikan pos-pos pemeriksaan di distrik tersebut.

Duta besar AS telah dua kali bertemu Ahmed, sekali ditemani Hadi dan sekali bertemu empat mata, sejak Saleh dirawat di Saudi. Pertemuan itu untuk menekankan pentingnya menenangkan situasi. --

Artikel Menarik Lainnya: