;
Home » , , , » Persembahan "Undhuh-undhuh" di Gunung Kidul

Persembahan "Undhuh-undhuh" di Gunung Kidul

K4-11 | Glori K. Wadrianto | Minggu, 12 Juni 2011 | 11:51 WIB

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com — Tradisi tahunan keagamaan "Persembahan Undhuh-undhuh" dalam perayaan Pentakosta digelar di Gereja Kristen Jawa Wonosari, Jawa Tengah, Minggu (12/06/2011) pagi.

Acara yang diawali dengan arak-arakan hasil bumi dan beragam persembahan ini, diikuti oleh ribuan jemaat, diiringi oleh sejumlah kesenian tradisional. Banyaknya jumlah persembahan undhuh-undhuh yang diarak—di antaranya pisang, kacang, jagung, ketela, unggas, dan persembahan lain—memaksa jemaat menggunakan mobil bak terbuka untuk mengangkut barang-barang tersebut.

Meski dalam arak-arakan ini jemaat harus berjalan kaki bahkan hingga 3 kilometer, sedikit pun tak tampak lelah di raut muka mereka. Arak-arakan ini sempat menyita perhatian warga yang ada di sepanjang jalan yang dilalui.

Menurut Pendeta GKJ Wonosari Dwi Wahyu Prasetyo, tradisi tahunan persembahan undhuh-undhuh, yang dilaksanakan di Gereja Kristen Jawa Wonosari ini, merupakan rangkaian dari perayaan Hari Besar Pentakosta, atau hari turunnya Roh Kudus.

"Persembahan undhuh-undhuh merupakan simbol ungkapan syukur jemaat kepada Tuhan atas segala berkat yang telah diterima. Melalui perayaan ini, diharapkan jemaat akan semakin memahami bagaimana seharusnya jemaat mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan," kata Dwi Wahyu.

Ratusan persembahan hasil bumi dan sejumlah barang lain, yang telah terkumpul, kemudian dilelang kepada jemaat. Lelang persembahan undhuh-undhuh tersebut mendapatkan apresiasi dari jemaat. Ini terbukti dengan harga dasar yang rendah mampu terjual dengan harga tinggi.

Cermin hias, misalnya, dari harga Rp 10.000 dilelang hingga Rp 200.000. Sementara buah pisang yang dibuka dengan harga dasar Rp 45.000 berhasil laku hingga Rp 150.000. "Seluruh hasil lelang akan dipersembahkan kepada gereja untuk kegiatan jemaat," ungkapnya. --

Artikel Menarik Lainnya: